Desain Injeksi Mold untuk Plastik

Pembuatan cetakan plastik selain harus mampu mengintegrasikan mulai dari konsep aliran fluida saat proses injeksi sampai dengan proses manufacture dilaksanakan, CAD berperan besar dalam menuangkan imaginasi menjadi visualisasi yang mudah dipahami dan dilakukan pengecekan sebelum proses CAM dan manufacture dijalankan. melalui satu-teknik.blogspot.com, saya menerima jasa desain, analisa aliran, hingga pembuatan injeksi mold dengan harga jauh lebih murah daripada pabrikan.

CFD Application : Air Flow and Temperature Distribution

Gambar ini memperlihatkan suhu sebuah ruangan data center, atau ruang server komputer pada sebuah perusahaan, perbedaan panas jelas terlihat, melalui CFD desain ruangan dapat menentukan letak exhaust, input fan yang tepat, sekaligus dapat memperkirakan besar aliran udara yang terjadi, sehingga ukuran fan pun bisa sesuai dengan kapasitas yang diperlukan.

CAE on Polymer Technology

Metode numerik khusus untuk aliran polymer telah dikembangkan, meliputi proses solidifikasi, proses perpindahan panas antar material, hingga perpindahan panas antara mesin injeksi dan lingkungan sekitar. metode tersebut sangat membantu desainer mold untuk merancang cetakan, memperkirakan arah aliran, menjaga balancing runner, balancing aliran, hingga meminimalisir defect yang akan terjadi.

Integrated CAD-CFD

Untuk mempermudah proses pre processor, saat ini sudah banyak software yang mengabungkan fitur CAD dan CFD menjadi satu bagian, misalnya Unigraphics dengan Fluent dan Nastran.

CFD Application : wind turbine blade

Aplikasi CFD paling bermanfaat terhadap aliran panas, perpindahan panas dan aliran fluida, seperti udara, turbing angin, desain sayap pesawat, kapal laut sangat banyak menggunakan CFD untuk mempercepat proses analisa.

Showing posts with label wind turbine. Show all posts
Showing posts with label wind turbine. Show all posts

Sunday, 13 May 2012

Jenis structure Platform dan faktor desain pada wind turbine, selangkah untuk pemodelan

Pada kenyataanya monopile ada bebarapa jenis yang biasa digunakan untuk platform di offsore, misalnya untuk platform pengeboran minyak lepas pantai maupun wind turbine. beberapa jenis monopile tersebut antara lain
 1. monopile tertancap
 2. jacket stucture
3. gravity base structure
4. tripod structure
5. floating stucture,
namun secara garis besar dapat juga kita bagi menjadi dua, yaitu sistem floating dan non floating, kali ini kita akan mencoba membuat program untuk menghitung distribusi tegangan pada monopile, banyak sekali asumsi yang harus kita gunakan, dan faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam melakukan perhitungan. sebelum melangkah ke perhitungan, berikut adalah beberapa gambar yang menujukkan sistem structure pada offshore wind turbine
 1. Sistem Monopile
biasanya berdiameter besar sampai 5 m, hanya dapat digunakan untuk kedalaman kurang dari 30 M, tinggi diatas garis laut dapat mencapai 110 M, banyak digunakan di Selandia baru, Denmark, Engris.

Source: Garrad Hassan and Partners Ltd


2. Gravity Base
dalam implementasinya, bentuknya sangat beragam, namun bagian-bagian strukturnya kira-kira seperti dibawah ini, digunakan untuk wilayah yang agak dalam, untuk menjaga moment dari angin yang besar, bagianya base nya kadang ditambah dengan pemberat, seperti air laut, maupaun benda lain, dan kadang bila diperlukan dalam kondisi mengapung, bagian bawahnya terkoneksi dengan wire rope, sehingga posisinya tetap dapat terjaga.

3.  Jacket structure, diameter yang digunakan berkisar 0.5 sampai 1 m, sedangkan pasak yang dipasangkan ke bawah berdiameter 0,25 m sampai 0,5 m, digunakan untuk wilayah yang lebih dalam dari monopile. sistem ini banyak ditemukan di lautan batrice , UK.


 4. Tripod
gambar dibawah ini menunjukkan sistem tripod, diameter yang digunakan berkisar 1-2,5 M, sedangkan untuk anchornya berdiameter sekitar 1 m, ditancapkan dalam tanah. sistem ini khusus digunakan untuk laut dalam, lebih dari 40 m. contoh yang sudah di instal adalah di alfa ventus (DE).
Faktor Desain Struktur Platform Wind Turbine
banyak faktor yang harus diperhitungkan untuk desain platform, namun secara garis besar, dapat dibagi menjadi
1. wind load
2. tidal dan wave load
3. kedalaman laut
4. proses manufakturing
5. jenis tanah dan morfologinya
6. instalasi
7. ketinggian wind turbine, penting untuk menghitung beban buckling.

untuk lebih jelasnya, setiap faktor tersebut perlu dijelaskan lebih lanjut sepertinya, wind load pada hasil penelitian menunjukkan beban paling besar karena turbin angin itu sendiri berperan untuk mengubah energi kinetik dari angin menjadi energi gerak pada turbin angin, memanfaatkan momentum dan pergerakan dari angin, dikalilkan dengan tingginya dari permukaan air laut, wajar khan bila moment yang dihasilkan paling besar.